Entri Populer

Sabtu, 16 Oktober 2010

berbagi ilmu... "proposal question students have"

PENGARUH MODEL  PEMBELAJARAN QUESTION STUDENTS HAVE TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA
NEGERI I GUNUNGTUA TAHUN
AJARAN 2010/2011



PROPOSAL


Diajukan Untuk Mengadakan Penelitian

Oleh:



Zuleha Siregar
NIM. 061277120405









FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2010


 BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada masa sekarang ini memerlukan adanya pembaruan dibidang strategi pembelajaran dan peningkatan relevansi pendidikan. Strategi pembelajaran dikatakan relevan jika mampu mengantarkan siswa mencapai tujuan pendidikan. Sehingga untuk mengantisipasi kelemahan pembelajaran konvensional, maka diupayakan model pembelajaran yang baik.
Peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu masalah yang menuntut suatu perhatian karena pendidikan memegang peranan penting bagi kelangsungan hidup manusia. Peningkatan mutu pendidikan dari tahun ke tahun selalu diupayakan baik pendidikan pada tingkat dasar, menengah dan di perguruan tinggi, upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dipengaruhi oleh kurikulum, buku pelajaran, media belajar, metode pengajaran, sistem evaluasi. Pembenahan di bidang kurikulum dilaksanakan di segala bidang antara lain: sarana/fasilitas kurikulum maupun pendidik atau guru. Pembenahan model pembelajaran selalu dilakukan yaitu dengan mencari model pembelajaran yang tepat sesuai dengan bahan ajar. Di samping itu media pembelajaran dikembangkan untuk memperlancar kegiatan pembelajaran dan memudahkan siswa untuk memahami materi ajar.
Belajar dapat membawa perubahan pada pokoknya adalah diperoleh kecakapan baru melalui suatu usaha. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan
pada individu-individu yang belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan penyesuaian diri. Belajar adalah salah satu kegiatan yang membutuhkan motivasi. Sayangnya motivasi ini tidak selalu timbul, sehingga terlihat ada siswa yang bersemangat, ada juga yang malas. Hal ini tercermin dari proses pembelajaran di SMA Negeri 1 Gunungtua. Siswa terlihat belum termotivasi untuk mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh guru. Guru yang bersangkutan sudah berusaha membangkitkan motivasi siswa untuk mengikuti kegiatan belajar namun hasilnya belum maksimal.
Dalam melakukan proses pembelajaran guru dapat memilih dan menggunakan beberapa strategi mengajar. Strategi mengajar banyak sekali jenisnya masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kekurangan suatu strategi dapat ditutup dengan strategi pembelajaran yang lain.
Kenyataan yang banyak dijumpai di kelas-kelas suatu sekolah selama ini adalah pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered learning) yang meletakkan guru sebagai pemberi pengetahuan bagi siswa, dan cara penyampaian pengetahuannya cenderung masih didominasi dengan metode ceramah. Penggunaan metode ceramah tersebut menyebabkan partisipasi rendah, kemajuan siswa, perhatian dan minat siswa tidak dapat dipantau. Dengan dominasi metode tersebut, siswa tidak aktif. Ketidakaktifan siswa selama proses pembelajaran merupakan salah satu factor yang dapat mengakibatkan siswa sulit memahami konsep suatu materi. Jika hal tersebut terjadi dapat mengakibatkan hail belajar yang diperoleh kurang optimal. Dengan perolehan hasil belajar yang kurang, maka dikatakan bahwa tujuan pembelajaran tidak tercapai. Walaupun demikian, bukan berarti metode ceramah tidak cocok digunakan untuk pembelajaran akuntansi. Supaya hasil belajar yang diperoleh dapat menjadi lebih baik, perlu dicoba pembelajaran yang menggunakan metode ceramah yang dikombinasikan dengan model pembelajaran lain.
 Hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran Akuntansi di kelas XI IPS SMA Negeri 1 Gunungtua, menunjukkan bahwa interaksi pembelajaran dalam kelas relatif masih rendah dan berlangsung satu arah. Dikelas tersebut, siswa cenderung pasif, tidak berani mengungkapkan pendapat atau pertanyaan, dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran rendah. Hal ini dapat dilihat dari sedikitnya siswa yang mendengarkan penjelasan guru, bahkan ada siswa yang diam saja dan ada juga yang bermain-main sendiri saat guru sedang menerangkan pelajaran. Selain itu hasil pengamatan juga menunjukkan bahwa dalam mengajarkan suatu materi atau konsep guru tidak mengaitkan materi atau konsep tersebut dengan kehidupan sehari-hari siswa.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi akuntansi di SMA N 1 Gunungtua, diketahui bahwa siswa kelas XI IPS mempunyai hasil belajar akuntansi yang rendah. Hasil ini dapat dilihat dari hasil ulangan harian siswa menunjukkan bahwa kemampuan siswa menyelesaikan soal ulangan masih rendah yaitu dari 39 siswa tersebut hanya 50% yang memperoleh nilai minimal 60 dengan standar kelulusan ketuntasan belajar sebesar nilai 70. Selanjutnya berdasarkan pendapat penulis dengan guru akuntansi yang bersangkutan, menyimpulkan bahwa minat belajar akuntansi siswa dalam mempelajari akuntansi masih rendah. Sikap ini ditunjukkan dengan kurang antusiasnya siswa dalam belajar akuntansi di kelas, sehingga kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal akuntansi belum maksimal, akibatnya hasil belajar mereka belum memuaskan.
Model pembelajaran yang tidak tepat menyebabkan hasil belajar siswa rendah dan menyebabkan siswa tidak berminat mengikutinya. Model pembelajaran yang tidak tepat disebabkan karena pembelajaran yang berlangsung satu arah, bersifat pasif dan hafalan dan tidak dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Siswa-siswi yang merasa takut dan cemas untuk bertanya, sehingga siswa tidak paham terhadap materi yang diberikan guru. Mereka kurang percaya diri untuk menyampaikan pertanyaan walaupun sebenarnya mereka tidak memahami pelajaran tersebut. Faktor yang menyebabkan siswa tidak aktif bertanya adalah siswa yang kurang berani untuk bertanya padahal dalam dirinya sudah ada pertanyaan yang akan disampaikan. Dengan sikap yang pasif tersebut menyebabkan tidak adanya interaksi timbal balik antara guru dan siswa.
Kondisi tersebut disebabkan oleh masalah pengelolaan kelas. Gagalnya seorang guru mencapai tujuan pengajaran sejalan dengan ketidakmampuan guru mengelola kelas. Karena tujuan pengelolaan kelas itu adalah agar setiap di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Dengan memperhatikan kondisi di atas, guru dituntut untuk dapat melakukan usaha perbaikan yaitu memilih salah satu model pembelajaran yang dapat mendukung keberhasilan proses belajar mengajar dan dapat meningkatkan minat belajar akuntansi.
Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa adalah model pembelajaran question students have. Model pembelajaran questions students have adalah pembelajaran yang menekankan pada siswa untuk aktif dan menyatukan pendapat dan mengukur sejauh mana siswa memahami pelajaran melalui pertanyaan tertulis. Model pembelajaran question students have mengharuskan siswa-siswi untuk menuliskan pertanyaan-pertanyaan mengenai materi pelajaran yang tidak dipahami dalam bentuk lembaran-lembaran kertas, kemudian memberikan kesempatan kepada teman-teman yang lain untuk membaca pertanyaan yang telah ada. Jika siswa ingin mengetahui jawaban pertanyaan tersebut, siswa dapat memberikan tanda ceklis sampai yang paling sedikit.
Dalam model pembelajaran question students have diharapkan dapat menunjang kegiatan pembelajaran dan menyediakan situasi yang tepat agar potensi siswa berkembang sehingga tujuan dari pendidikan dan pembelajaran dapat tercapai.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengadakan penelitian yang berjudul "Pengaruh Model Pembelajaran Question Students Have Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri I Gunungtua Tahun Ajaran  2010/2011"




1.2   Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut  di atas, maka identifikasi masalah dalam penulisan ini sebagai berikut:
  1. Apakah yang menyebabkan rendahnya hasil belajar akuntansi siswa?
  2. Apakah guru di SMA Negeri I Gunungtua menggunakan model pembelajaran question students have?
  3. Apakah ada pengaruh model pembelajaran question students have terhadap hasil belajar akuntansi siswa SMA Negeri I Gunungtua?

1.3   Pembatasan Masalah
Karena terlalu luasnya masalah, maka penulis membatasi masalah yaitu:
  1. Model pembelajaran yang diteliti adalah model pembelajaran question students have.
  2. Hasil belajar yang diteliti adalah hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS Tahun Ajaran 2010/2011.

1.4   Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah dan identifikasi masalah tersebut diatas, maka masalah ini dirumuskan sebagai berikut: Apakah ada Pengaruh Model Pembelajaran Question Students Have terhadap hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri I Gunungtua Tahun Ajaran 2010/2011?


1.5   Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran question students have  terhadap hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri I Gunungtua Tahun Ajaran 2010/2011.

1.6   Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan harapan agar bisa mempunyai manfaat sebagai berikut:
a.       Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis mengenai pengaruh model pembelajaran Question Students Have terhadap hasil belajar akuntansi.
b.      Sebagai bahan masukan bagi guru, terutama guru akuntansi SMA Negeri I Gunungtua, sehingga dapat meningatkan mutu pendidikan dan pengajaran bidang studi akuntansi.
c.       Dapat memberikan informasi untuk peneliti selanjutnya.








BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teoritis
2.1.1 Model Pembelajaran
Secara umum istilah model dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan. Sedangkan pembelajaran merupakan upaya untuk meningkatkan hasil belajar.
            Kegiatan pembelajaran dianggap penting karena dapat menjadikan siswa untuk mempelajari mata pelajaran akuntansi misalnya. Disamping itu juga dapat menjadikan anak didik akan mendapat petunjuk yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran, sehingga pada akhir pembelajaran siswa dapat menguasainya.
            Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas.
            Menurut Sagala (2005 : 57) menyatakan bahwa:
Model pembelajaran adalah suatu deskripsi dari lingkungan belajar yang menggambarkan perencanaan kurikulum, desain pelajaran dan pembelajaran, perlengkapan belajar dengan bantuan program komputer, dengan kata lain adalah bantuan alat-alat yang mempermudah siswa dalam proses belajar.
           
Selanjutnya Winataputra (2006 : 90) menyatakan bahwa:
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pengajaran dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mangajar.
            Selanjutnya Abbas (3 Mei 2010), menyatakan bahwa:

Model pembelajaran adalah suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam setting, tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu pola yang menerangkan bagaimana mempermudah cara belajar siswa di dalam kelas dengan menggunakan alat-alat bantu dalam rangka pencapaian tujuan belajar yang baik. Model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar, yang berfungsi sebagai pedoman guru dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran, mengelola lingkungan pembelajaran dan mengelola kelas. Dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran diperlukan perangkat pembelajaran yang dapat disusun dan dikembangkan oleh guru.

2.1.2 Model Pembelajaran Question Students Have
Question students have merupakan suatu strategi yang menuntut siswa bertanya dalam bentuk tulisan. Pertanyaan adalah stimulus yang mendorong siswa untuk berpikir dan belajar. Tujuan siswa dalam membuat pertanyaan adalah mendorong siswa untuk berpikir dalam memecahkan masalah suatu soal, menyelediki dan menilai penguasaan siswa tentang bahan pelajaran, membangkitkan minat siswa untuk sesuatu sehingga akan menimbulkan keinginan untuk mempelajarinya dan juga menarik perhatian siswa dalam belajar.
Zaini (2006:17) menyatakan “question students have merupakan teknik yang mudah dilakukan yang dapat dipakai untuk mengetahui kebutuhan dan harapan siswa”. Pembelajaran ini menekankan pada siswa untuk aktif dan menyatukan pendapat dan mengukur sejauh mana siswa memahami pelajaran melalui pertanyaan tertulis. Tujuan siswa bertanya adalah untuk meningkatkan perhatian dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu topik, siswa lebih aktif, siswa harus belajar secara maksimal dan mengembangkan pola pikir sendiri.
Sedangkan Hartono (1 September 2008) menyatakan bahwa “model question student have digunakan untuk mempelajari tentang keinginan dan harapan anak didik  sebagai dasar untuk memaksimalkan potensi yang mereka miliki”. Model ini menggunakan sebuah teknik untuk mendapatkan partisipasi siswa melalui tulisan. Hal ini sangat baik digunakan pada siswa yang kurang berani mengungkapkan pertanyaan, keinginan dan harapan-harapannya melalui percakapan.
Menurut Zaini (2006:17) langkah–langkah dalam model pembelajaran question students have  adalah sebagai berikut:
  1. Bagikan potongan-potongan kertas kepada siswa.
  2. Minta setiap siswa untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang berkaitan dengan materi pelajaran.
  3. Setelah semua selesai membuat pertanyaan, masing-masing diminta untuk memberikan kertas yang berisi pertanyaan kepada teman disamping kirinya.
  4. Pada saat menerima kertas dari teman di sampingnya, siswa diminta untuk membaca pertanyaan yang ada.
  5. Ketika kertas pertanyaan tadi kembali kepada pemiliknya, siswa diminta untuk menghitung tanda centang yang ada pada kertasnya.
  6. Beri respon kepada pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan
·         Jawaban langsung secara singkat,
·         Menunda jawaban sampai pada waktu yang tepat atau waktu membahas topik tersebut.
  1. Jika waktu cukup, minta beberapa orang siswa untuk membacakan pertanyaan yang dia tulis meskipun tidak mendapatkan tanda centang yang banyak kemudian beri jawaban.
  2. Kumpulkan semua kertas. Besar kemungkinan ada pertanyaan-pertanyaan yang akan anda jawab pada pertemuan berikutnya.

Sedangkan menurut Hartono (1 September 2008), langkah-langkah dalam model pembelajaran question students have  yaitu:
  1. Bagikan kartu kosong kepada siswa
  2. Meminta setiap siswa menulis beberapa pertanyaan tentang mata pelajaran yang sedang dipelajari
  3. Putarlah kartu tersebut searah keliling jarum jam. Ketika setiap kartu diedarkan pada siswa berikutnya, peserta tersebut harus membacanya dan memberikan tanda cek jika pertanyaan ingin mereka ajukan.
  4. Saat kartu kembali pada penulisnya, setiap siswa telah memeriksa semua pertanyaan yang diajukan oleh kelompok tersebut. Langkah ini akan mengidentifikasi pertanyaan mana yang banyak dipertanyakan. Jawab masing-masing pertanyaan tersebut dengan :
§  Jawaban langsung atau memberikan jawaban kepada siswa yang berani menjawab pertanyaan.
§  Menunda jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut sampai waktu yang tepat
§  Meluruskan pertanyaan yang tidak menunjukkan suatu pertanyaan.
  1. Panggil beberapa siswa berbagi pertanyaan secara sukarela, sekalipun pertanyaan mereka tidak memperoleh suara terbanyak
  2. Kumpulkan semua kartu. Kartu tersebut mungkin berisi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin dijawab pada pertemuan berikutnya.

Dari langkah-langkah tersebut di atas, guru harus bisa membuat beberapa catatan dalam proses pembelajaran seperti membuat sub kelompok dalam kelas yang jumlah siswanya banyak, dengan siswa yang berjumlah banyak akan memungkinkan kehabisan waktu  dan menjelaskan kepada siswa agar tidak hanya membuat pertanyaan, akan tetapi menuliskan harapan mereka dalam mengikuti pembelajaran. Semakin banyak siswa yang bertanya akan menjadikan proses pembelajaran berjalan dengan lancar, karena dapat dilihat bahwa siswa yang tidak pernah mengajukan pertanyaaan menjadi berani mengajukan pertanyaan. Selain siswa mengajukan pertanyaan,  dalam pembelajaran ini diperbolehkan kepada siswa mencurahkan keluhan-keluhan, keinginan  maupun harapan yang mereka pendam dan yang diinginkan selama mengikuti pelajaran. Hal ini guru akan dapat melihat bagaimana keinginan siswa yang sebenarnya dalam mengikuti proses belajar mengajar, yang pada akhirnya akan menimbulkan kegiatan belajar mengajar yang aktif dan terbuka.

Menurut Hartono (1 September 2008) model pembelajaran question students have memiliki kelebihan dan kelemahan sebagai berikut:
1.      Kelebihan model pembelajaran question students have yaitu:
  • Pelaksanaan proses pembelajaran ditekankan pada keaktifan belajar siswa dan keaktifan guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang serasi dan menantang pola interaksi siswa.
  • Siswa termotivasi dalam belajar dan siswa akan mendapat kemudahan dalam menerima dan memahami materi yang diajarkan karena terjadi timbal balik antara guru dan siswa.
  • Mendapat partisipasi siswa melalui tulisan, sehingga sangat baik bagi siswa yang kurang berani mengungkapkan pertanyaan, keinginan, dan harapan-harapan melalui percakapan.
  • Siswa tidak hanya mendengarkan tetapi perlu membaca, menulis, berdiskusi dan mendorong siswa untuk berfikir dalam memecahkan suatu soal dan menilai penguasaan siswa tentang bahan pelajaran, membangkitkan minat siswa sehingga akan menimbulkan keinginan untuk mempelajarinya juga menarik perhatian siswa dalam belajar.
  • Dapat menjaga perhatian siswa agar tetap tertuju pada proses pembelajaran, memperkuat dan memperlancar stimulus respon siswa, sehingga pembelajaran lebih menyenangkan dan mampu memberi kesan yang mendalam pada diri siswa.
  • Guru lebih mengetahui dimana letak ketidakpahaman siswa, karena semua siswa sudah mengajukan pertanyaan dan akan didiskusikan.

2.      Kelemahan Model pembelajaran question students have yaitu:
  • Memakan waktu yang banyak.
  • Tidak semua materi pelajaran bisa digunakan model pembelajaran question students have, misalnya: pada materi pelajaran singkat karena tidak terlalu banyak pertanyaan yang akan diajukan siswa
2.1.3 Model Pembelajaran Konvensional
            Dalam pembelajaran konvensional, kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan cenderung berpusat pada guru dalam merancang dan mengimplementasikan program pembelajaran sehingga peran guru sangat dominan dalam kegiatan pembelajaran.
Model pembelajaran konvensional merupakan model pembelajaran yang  biasa dipergunakan guru dalam mengajar. Guru dianggap sebagai sentral pendidikan, sedangkan siswa hanya pasif menerimanya tanpa berperan aktif mencari informasi sehingga perbandingan apa yang disampaikan guru dan juga bahan melengkapi referensi guru. Pada model konvensonal ini siswa belajar dengan lebih banyak mendengarkan penjelasan guru didepan kelas dan melaksanakan tugas ketika guru memberikan latihan soal-soal atau pekerjaan rumah kepada siswa. Guru akan lebih banyak memberikan informasi-informasi sedangkan siswa sebagai pendengar yang secara seksama akan merekam dan menyimak penjelasan yang diberikan guru.
Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Sanjaya (2005:40) bahwa "Dalam pembelajaran konvensional siswa ditempatkan sebagai objek belajar yang berperan sebagai penerima informasi secara pasif". Kegiatan pembelajaran yang berpusat pada guru menekankan pentingnya aktivitas guru dalam membelajarkan peserta didik. Peserta didik berperan sebagai pengikut dan penerima pasif dari pembelajaran berlangsung satu arah. Peran guru tidak lagi sebagai fasilitator dan mediator yang baik melainkan guru memegang otoritas pembelajaran.
Jadi, pembelajaran konvensional cenderung berasumsi bahwa siswa memiliki kebutuhan yang sama, belajar dengan perlakuan yang sama, pada waktu yang sama dengan materi pelajaran yang terstruktur dan didominasi oleh guru sehingga siswa berperan sebagai pengikut dan penerima dari kegiatan yang dilaksanakan.
            Dalam pembelajaran konvensional, model yang sering digunakan dalam kegiatan belajar mengajar adalah model ceramah, diskusi, tanya jawab dan tugas. Menurut Sabri (2007:50) “ Model ceramah adalah model yang dilakukan guru dalam menyampaikan bahan pelajaran di dalam kelas secara lisan”. Dalam model ini guru cenderung kurang memahami sampai dimana siswa mengerti bahan ajar yang disampaikan. Yang menjadi peran utama dalam pembelajaran ini adalah guru, sehingga peran siswa disini sebagai penerima pesan, mendengarkan, memperhatikan dan mencatat keterangan-keterangan guru bila mana perlu.
            Model tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat dua arah sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya guru menjawab.
            Model resitasi (pemberian tugas) adalah metode penyajian bahan di mana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar, kemudian harus dipertanggungjawabkan. Tugas yang diberikan guru dapat memperdalam bahan pelajaran dan dapat mengecek bahan yang telah dipelajari.
            Peneliti menggunakan model konvensional (ceramah, tanya jawab, pemberian tugas) yang biasa sedangkan di sekolah oleh guru dominan menggunakan model biasa dimana guru lebih mendominasi sehingga tercipta situasi dan kondisi yang kaku karena komunikasi yang searah. Model inilah yang dikenal model pembelajaran konvensional.
            Djamarah dan Zain (2006:148) mengemukakan bahwa model pembelajaran konvensional memiliki kelebihan dan kelemahan:
a.       Kelebihan model pembelajaran konvensional yaitu:
·         Tidak memerlukan waktu yang lama karena hanya menjelaskan materi dan dapat diikuti oleh siswa yang banyak sehingga waktu yang diperlukan lebih efesien dari pada belajar kelompok.
·         Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya
·         Guru mudah menguasai kelas

b.      Kelemahan model pembelajaran konvensional yaitu:
·         Siswa menjadi pasif.
·         Pembelajaran didominasi oleh guru dan tidak banyak mendapat umpan balik atau cenderung searah.
·         Siswa kurang mengerti apa yang disampaikan guru.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan, dalam model pembelajaran konvensional guru hanya berperan sebagai pemindah informasi secara langsung kepada siswa dan siswa sebagai pendengar yang bersifat pasif selama proses pembelajaran berlangsung. Penyelenggaraan pembelajaran konvensional lebih menekankan kepada tujuan pembelajaran berupa penambahan pengetahuan, sehingga belajar dilihat sebagai proses “meniru” dan siswa dituntut untuk dapat mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari melalui kuis atau tes.




2.1.4 Perbedaan Model Pembelajaran Question Students Have dengan Model Pembelajaran Konvensional.
            Dengan menggunakan model pembelajaran pada umumnya guru masih menggunakan metode ceramah, diskusi, tanya jawab dan pemberian tugas sehingga proses pembelajaran berpusat pada guru sedangkan siswa sebagai pendengar, dan penerima pesan. Sehingga siswa cenderung pasif dalam menerima dan mendengarkan pembelajaran yang diberikan guru. Berbeda halnya dengan model pembelajaran question students have, siswa dituntut lebih aktif (berpusat kepada siswa) dalam proses pembelajaran, sedangkan guru mengawasi dan melihat bagaimana perkembangan siswa dalam mengikuti pelajaran.
Tabel 2.1
Perbedaan Model Pembelajaran Question Students Have dengan Model Pembelajaran Konvensional

Model Pembelajaran Question Students Have
Model PembelajaranKonvensional

1)      Dalam pembelajaran bersifat terbuka.
2)      Siswa menjadi aktif.
3)      Menyampaikan harapan dan keinginan siswa dalam proses pembelajaran.
4)      Penilaian atas hasil belajar meningkat.
1.      Menjelaskan pembelajaran cenderung tertutup (tersembunyi).
2.      Siswa menjadi pasif
3.      Guru memberi pertanyaan dan menyediakan jawabannya.
4.      Penilaian hasil belajar rendah.
         Sumber : Novak & Gowin (01/10/2006)


2.1.5 Hasil Belajar Akuntansi
            Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri. Oleh karena itu, seseorang dikatakan belajar apabila pada dirinya terjadi perubahan tingkah laku, misalnya dari yang tidak bisa mengerjakan  soal menjadi bisa, tidak dapat membaca menjadi bisa membaca.
Pendapat para ahli dalam mendefinisikan belajar beraneka ragam, hal ini dikarenakan perbedaan titik pandang juga perbedaan pandangan diantara satu situasi belajar dengan situasi belajar lainnya.
            Sardiman (2009:20) menyatakan “belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, meniru, mengamati, mendengarkan dan sebagainya”.
            Sedangkan menurut Morgan (dalam Ngalim, 2006:84) “belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”. Kelelahan, motivasi, perubahan dalam situasi situasi simulasi atau faktor-faktor sama lainnya yang tidak berhubungan dengan kegiatan belajar.               
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan sebagai suatu proses mental yang terjadi dalam benak seseorang yang melibatkan (proses) berpikir, dan terjadi melalui pengalaman-pengalaman belajar yang didapat oleh orang yang belajar dan melalui reaksi-reaksi terhadap lingkungan dimana dia berada, sehingga terjadi perubahan perilaku di dalam diri orang/individu yang belajar.
Hal pokok yang mendasari suksesnya pelaksanaan pendidikan adalah merubah pandangan atau persepsi setiap individu yang terlibat langsung dalam proses belajar akuntansi sehingga terjadi perubahan tingkah laku dari yang tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengalaman baru, perubahan dalam sikap dan kebiasaan, perubahan dalam pandangan, kegemaran dan lain-lain.
Tujuan seseorang belajar adalah untuk mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan, dan pembentukan sikap, mental/ nilai-nilai. Pencapaian tujuan belajar berarti akan menghasilkan hasil belajar. Dengan berakhirnya suatu proses belajar maka siswa memperoleh suatu hasil belajar. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan pencapaian tujuan belajar. Dengan hasil belajar seorang guru dapat memahami apakah kebijakan berupa model pembelajaran yang diterapkan dalam kelas telah memberikan hasil yang memuaskan atau sebaliknya, dan memberikan gambaran yang dapat dilakukan guru pada langkah selanjutnya. Dari hasil belajar ini guru memberikan penilaian yang bertujuan untuk memberikan umpan balik kepada guru untuk memperbaiki proses belajar mengajar. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar akuntansi. Akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran penting yang harus dipahami karena sifatnya sangat berkaitan antara sub pokok bahasan, sehingga dibutuhkan kemampuan guru dalam merancang pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman siswa berupa pencapaian ketuntasan hasil belajar akuntansi.
Menurut Dimyati (2006:4) “hasil belajar dapat dibedakan menjadi dua yaitu dampak pengajaran dan penggiring”. Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur, seperti nilai dalam rapor, angka dalam ijazah atau kemampuan meloncat setelah latihan. Dampak penggiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar.
Menurut Slameto (2006:24), faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar adalah sebagai berikut:
a)      Faktor internal
§  Faktor biologis (jasmaniah)
Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan, pertama kondisi fisik yang normal. Kondisi fisik normal ini terutama harus meliputi keadaan otak, panca indera, anggota tubuh. Kedua, kondisi kesehatan fisik. Kondisi fisik yang sehat dan segar sangat mempengaruhi keberhasilan belajar. Di dalam menjaga kesehatan fisik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain makan dan minum yang teratur, olahraga serta cukup tidur.

§  Faktor Psikologis
Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang. Faktor psikologis ini meliputi hal-hal berikut. Pertama, intelegensi. Intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar seseorang memang berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar seseorang. Kedua, kemauan. Kemauan dapat dikatakan faktor utama penentu keberhasilan belajar seseorang. Ketiga, bakat. Bakat ini bukan menentukan mampu atau tidaknya seseorang dalam suatu bidang, melainkan lebih banyak menentukan tinggi rendahnya kemampuan seseorang dalam suatu bidang.

b)     Faktor Eksternal
§  Faktor lingkungan keluarga
Faktor lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam menentukan keberhasilan belajar seseorang. Suasana lingkungan rumah yang cukup tenang, adanya perhatian orangtua terhadap perkembangan proses belajar dan pendidikan anak-anaknya maka akan mempengaruhi keberhasilan belajarnya.

§  Faktor lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah sangat diperlukan untuk menentukan keberhasilan belajar siswa. Hal yang paling mempengaruhi keberhasilan belajar para siswa disekolah mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, pelajaran, waktu sekolah, tata tertib atau disiplin yang ditegakkan secara konsekuen dan konsisten.

§  Faktor lingkungan masyarakat
Seorang siswa hendaknya dapat memilih lingkungan masyarakat yang dapat menunjang keberhasilan belajar. Masyarakt merupkan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa karena keberadannya dalam masyarakat. Lingkungan yang dapat menunjang keberhasilan belajar diantaranya adalah, lembaga-lembaga pendidikan nonformal, seperti kursus bahasa asing, bimbingan tes, pengajian remaja dan lain-lain.

Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar seseorang dan dapat mencegah siswa dari penyebab-penyebab terhambatnya pembelajaran.
Hasil belajar di dalam kelas dapat diterapkan juga di lingkungan luar kelas maupun sekolah. Artinya siswa dapat dikatakan berhasil dalam belajar apabila dapat menerapkan hasil belajarnya ke dalam situasi kehidupan nyata dalam masyarakat. Sehingga dapat diasumsikan bahwa seseorang dikatakan belajar apabila dalam dirinya telah terjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan perubahan tingkah laku. Perubahan yang dicapai siswa dalam kegiatan proses belajar mengajar merupakan hasil belajar pada umumnya merupakan ranah kognitif (pengetahuan), ranah afektif (sikap), dan ranah psikomotorik (keterampilan).
Akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu disiplin yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melakukan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi, bila ditinjau dari sudut pemakainya. Sedangkan bila ditinjau dari proses kegiatannya, akuntansi dapat didefinisikan sebagai proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data keuangan suatu organisasi.
Akuntansi menurut buku A Statement of Basic Accounting Theory  (dalam Syafri, 2007:5) adalah “proses mengidentifikasikan, mengukur, dan menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam hal mempertimbangkan berbagai alternatif dalam mengambil kesimpulan oleh para pemakainya”.
Belajar akuntansi berbeda dengan belajar mata pelajaran yang lainnya. Karena dalam belajar akuntansi membutuhkan ketelitian, ketekunan, dan ketrampilan dalam bentuk latihan yang kontinyu. Latihan merupakan cara belajar yang tepat karena memiliki andil yang cukup besar dalam mempelajari akuntansi sehingga mencapai hasil belajar yang optimal.Hasil belajar akuntansi merupakan hasil belajar yang telah dicapai pada mata pelajaran akuntansi yang ditunjukkan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru akuntansi.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar akuntansi merupakan hasil yang telah dicapai oleh peserta didik dalam kegiatan belajar yang ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai dari hasil evaluasi yang diberikan oleh guru akuntansi.

            Penelitian yang Relevan
Ema Harwati (2009), telah melakukan penelitian dengan judul Implikasi strategi pembelajaran aktif tipe question students have terhadap prestasi belajar matematika siswa ditinjau dari kreativitas belajar siswa kelas X SMA N-1 Kartasura T.A 2008/2009. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan (1) Fhitung = 0,01 < Ftabel = 3,97 sehingga H0 diterima yang berarti tidak terdapat pengaruh strategi pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika, (2) Fhitung = 4,65 > Ftabel = 3,12 sehingga H0 ditolak yang berarti terdapat pengaruh kt\reativitas belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika, (3) Fhitung = 1,11 < Ftabel = 3,12 sehingga H0 diterima yang berarti tidak ada interaksi antara strategi pembelajaran dan kreativitas belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika.
Misbahul (2009), dengan judul pengaruh Strategi Question Students Have terhadap peningkatan prestasi belajar siswa pada bidang studi pendidikan agama islam (PAI) di SD Islam KH. ROMLY TAMIM Kelurahan Kenjeren Kec. Bulak. Hasil penelitian dengan menggunakan Pendidikan Agama Islam Strategi Question Students Have ini dalam pelaksanaannya berjalan dengan efektif dan efesien, karena hasil perhitungan porsentase menunjukkan antara 76% - 100%. Dan peningkatan prestasi siswa mengalami pencapaian hasil prestasi belajar siswa pada bidang studi PAI yang cukup. Hal ini berdasarkan hasil perhitungan porsentase pada peritem pertanyaan nilai yang diperoleh berbeda antara 56% - 75% dengan kriteria cukup. Sedangkan dalam pengaruh Strategi Question Students Have mempunyai pengaruh yang positif terhadap peningkatan prestasi belajar siswa pada bidang studi PAI dalam kategori tinggi. Hal ini berdasarkan perhitungan product moment,  hasil yang diperoleh adalah 0,722 dan pada tabel interprestasi berada pada nilai r = 0,70 – 0,90 menunjkkan bahwa antara variabel X dan Y terdapat pengaruh yang kuat dan tinggi.
Romaito Samosir (2009) dengan judul penerapan strategi pembelajaran aktif Model Question Students Have (QSH) dan hubungannya terhadap hasil belajar matematika siswa di SMP Negeri 27 Medan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa model  Question Student Have (QSH) pada pokok bahasan PLSV di kelas VII SMP Negeri 27 Medan. Berdasarkan analisa dapat disimpulkan bahwa hasil  belajar siswa meningkat dan keaktifan guru dan siswa meningkat dalam proses belajar mengajar.
           
2.3  Kerangka Berfikir
            Dalam proses belajar mengajar merupakan peran penting dalam pencapaian hasil belajar. Guru mempunyai tugas utama dalam penyelenggara pembelajaran, karena pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan untuk membelajarkan siswanya, salah satu cara yang dapat dilakukan guru adalah dengan menggunakan model belajar yang tepat. Model belajar dapat membangkitkan minat siswa pada pelajaran dan pemahaman siswa pada mata pelajaran akuntansi. Dengan model belajar yang tepat dalam proses kegiatan belajar mengajar, maka keberhasilan dalam belajar dapat tercapai.
            Selama ini dalam melakukan pembelajaran akuntansi guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional, yaitu ceramah, tanya jawab, diskusi dan pemberian tugas. Model pembelajaran ini cenderung menjadikan suasana menjadi monoton dan kurang menggairahkan sehingga siswa  kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
            Untuk membangkitkan semangat siswa dalam siswa dalam belajar adalah dengan penggunaan model belajar yang tepat. Salah satu model belajar yang dapat digunakan pada proses belajar mengajar adalah model pembelajaran question students have. Hakikat belajar akuntansi adalah proses perubahan tingkah laku siswa dalam memahami akuntansi. Dengan pemahaman yang benar tentang konsep akuntansi diharapkan siswa dapat memecahkan berbagai masalah sehari-hari.  
Belajar akuntansi sering dianggap sulit tetapi bila siswa sudah memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar akuntansi maka tidak akan mudah putus asa pada saat menghadapi kesulitan dalam belajar akuntansi. Siswa yang mempunyai semangat belajar yang tinggi akan berusaha mencari cara untuk mengatasi kesulitan belajarnya melalui buku-buku paket, latihan soal, modul, belajar di perpustakaan, sampai belajar kelompok atau bertanya pada orang yang sudah ahli atau menguasai. Berbeda dengan siswa yang semangat  belajar yang rendah maka akan cepat menyerah dalam menghadapi kesulitan dalam belajar akuntansi. Hal ini dapat mempengaruhi hasil belajar akuntansi.
            Guru akan mampu dan memberi kesempatan kepada siswa untuk mencari dan menemukan sendiri informasi. Untuk membangkitkan semangat siswa dalam menerima pelajaran dari guru, siswa diupayakan belajar aktif sambil bekerja dan belajar bersama dalam kelompoknya. Hal ini akan memberikan kesan yang kuat pada anak didik sehingga mereka akan mampu berusaha untuk memperkuat dan memperlancar proses pembelajaran yang menyenangkan dan tidak menjadi hal yang membosankan lagi.
Dengan pembelajaran question students have diharapkan mampu melatih keterampilan berfikir dan keterampilan bertanya siswa baik dan mampu memmunculkan aktivitas-aktivitas yang selama ini tidak terlihat dalam kegiatan belajar mengajar. Dan diharapkan siswa termotivasi dalam belajar dan mendapatkan kemudahan dalam menerima dan memahami materi yang diajarkan.
            Dengan diterapkannya model question students have ini diduga membawa siswa pada suasana yang baru membuat perasaan menjadi senang terhadap pelajaran akuntansi maka akan menimbulkan motivasi belajar siswa, sikap positif terhadap proses pembelajaran, dan tumbuhnya sikap percaya diri. Jika hal tersebut sudah ada dalam diri siswa maka dapat mencapai hasil belajar yang maksimal  sebagaiman skema dibawah ini:
 








2.4  Hipotesis
Berdasarkan latar belakang masalah dan kajian teoritis yang telah dikemukakan diatas maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Ada pengaruh model pembelajaran Question students have tehadap hasil belajar akuntansi siswa di kelas XI IPS SMA Negeri I Gunungtua Tahun Ajaran 2010/2011.



BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
            Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Gunungtua yang berada di Jl. Kihajar Dewantara No.50 Gunungtua – Padang Bolak , Kabupaten Padang Lawas Utara. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil Tahun Ajaran 2010/2011

3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1. Populasi.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IS di SMA Negeri I Gunungtua yang terdiri dari 3  kelas dengan jumlah 116 siswa (XI IS1 = 39 siswa,  IS2 = 37 siswa,  XI IS3 = 40 siswa).
3.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau siswa wakil populasi. Secara teknik sampel yang wajar untuk dapat diambil untuk dari keseluruhan populasi menurut Arikunto (2006:134) adalah “apabila subjeknya kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian proposal. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih”.
Berdasarkan pendapat diatas, sampel penelitian dilakukan dengan teknik total sampling. Maka sampel kelas eksperimen yaitu kelas XI IS1 sebanyak 39 siswa diterapkan model pembelajaran question students have dan  kelas XI IS2 sebanyak 37 siswa sebagai kelas kontrol diterapkan model pembelajaran konvensional.

3.3 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional
1.      Variabel dalam penelitian ini adalah:       
  1. Variabel Bebas (X) adalah model pembelajaran question students have dan model konvensional.
  2. Variabel Terikat (Y) adalah hasil belajar akuntansi siswa.
2.      Defenisi Operasional
Sesuai dengan variabel penelitian ini, maka yang menjadi defenisi operasionalnya adalah:
a)      Model pembelajaran Question Students Have.
Model pembelajaran question students have merupakan suatu model yang menuntut siswa untuk membuat pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sedang dipelajari yang bertujuan untuk mendorong siswa lebih giat belajar, meningkatkan perhatian dan rasa ingin tahu.
b)      Hasil Belajar Akuntansi Siswa
Hasil belajar akuntansi siswa adalah kemampuan dan perubahan tingkah laku yang dimiliki siswa selama proses belajar berupa nilai yang dihasilkan dari tes.

3.4 Rancangan Penelitian:
            Penelitian ini melibatkan dua kelas yang diberi perlakuan yang berbeda, sebelum dilakukan kepada kedua kelas diberikan tes. Sampel penelitian ini dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu kelas eksperimen yang diajarkan dengan pembelajaran question students have dan kelas kontrol yang diajar dengan pembelajaran konvensional. Sesudah perlakuan kepada kelas kemudian diberikan post tes.
            Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik, maka kedua kelompok tersebut diseragamkan dalam pembelajaran dengan cara:
1.         Tingkat kemampuan kedua kelas sama
2.         Guru mengajar kedua kelas sama pada kelas yang berbeda
3.         Buku pegangan siswa harus disamakan
4.         Lama waktu penyampaian materi harus sama
5.         Selang waktu pemberian materi tidak terlalu lama antara kedua kelompok
6.         Jumlah contoh soal dan latihan yang dibuat harus sama
7.         Suasana kelas (lingkungan) belajar diusahakan sama
Jadi yang memberikan kedua kelompok tersebut hanyalah pada kelas eksperimen diberikan pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran question students have. Sebelum penelitian ini dilakukan, terlebih dahulu peneliti berkonsultasi dengan guru akuntansin SMA Negeri 1 Gunungtua tentang model pembelajaran question students have.
            Langkah-langkah diatas juga dilakukan untuk mengetahui homogenitas kemampuan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum diberikan perlakuan question students have. Sehingga akan diketahui bahwa hasil belajar kedua kelas sebelum diajarkan dengan model pembelajaran question students have adalah sama dan untuk mengetahui kemampuan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah adanya perlakuan question students have.
            Maka kriteria pengujiannya, jika nilai thit < ttabel berarti terdapat perbedaan hasil belajar atau kemampuan dan kelas tersebut sebelum adanya perlakuan model pembelajaran question students have.
            Dengan demikian penelitian ini dilakukan berdasarkan rancangan sebagai berikut:
Tabel 3.1
Rancangan Penelitian
Kelompok
Pre-test
Perlakuan
Post-test
Eksperimen
T1
X1
T2
Kontrol
T1
X2
T2

Keterangan:
X: Perlakuan diberikan dengan model pembelajaran question students have
X: Perlakuan diberikan dengan model pembelajaran Konvensional
T1  : Soal pretes terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol
T2  : Soal postes terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol
Pretes : Dilakukan uji t untuk mengetahui kemampuan dua kelas sebelum diberikan perlakuan.
3.5 Prosedur Penelitian
            Langkah –langkah yang akan ditempuh dalam melaksanakan penelitian ini adalah:
1.      Tahap awal
Pada tahap awal, hal-hal yang dilkaukan adalah:
  1. Memberi informasi kepada pihak sekolah SMA Negeri I Gunungtua, perihal kegiatan penelitian ini.
  2. Membuat jadwal penelitian
  3. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan KTSP.
2.      Tahap pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil Tahun Ajaran 2010/2011. Penelitian ini dilaksanakan dengan sampel yang terdiri dari dua kelas yang berjumlah 116 orang siswa dengan kelas XI IS1 sebagai kelas eksperimen yang diajar dengan model pembelajaran question students have dan kelas XI IPS2 sebagai kelas kontrol diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Setelah kedua kelompok diberi perlakuan maka untuk mendapatkan hasil akhir diberikan tes denan alat yang sama yaitu tes hasil uji coba soal.

3.6 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data yang dibutuhkan adalah tes objektif yang dilaksanakan sebanyak dua kali yaitu pre-test dan post-test. Sebelum perlakuan diberi tes awal untuk mengetahui kemampuan awal siswa, kemudian diberikan perlakuan pengajaran dengan model yang berbeda. Setelah proses pemberian perlakuan selesai, diberikan tes akhir untuk menemukan seberapa tingkat perbedaan hasil belajar akuntansi siswa yang diberikan perlakuan model pembelajaran yang berbeda.
Tes yang diberikan adalah tes pelajaran akuntansi dalam bentuk essay test sebanyak 5 soal. Tes yang diberikan berupa tes yang sudah baku yang dikutip penulis dari buku teks akuntansi siswa dan reabilitasnya sudah teruji.
Test yang diberikan adalah test pelajaran akuntansi dalam bentuk essay test sebanyak 5 soal. Test yang diberikan berupa test yang sudah baku yang dikutip penulis dari buku teks dan reliabilitasnya telah teruji.

3.7 Teknik Analisis Data
            Setelah data-data terkumpul, maka dilakukan analisa untuk mengetahui perbedaan hasil belajar akuntansi dari dua kelompok dengan tahapan sebagai berikut:
1.      Menghitung nilai rata-rata skor masing-masing kelompok dengan menggunakan rumus:                         (Sudjana, 2005:67)
2.      Menghitung Standar Deviasi/ simpangan baku dengan rumus:
                        (Sudjana, 2005:93)
3.      Uji Normalitas; diadakan untuk mengetahui apakah kedua variabel berdistribusi normal atau tidak. Uji yang digunakan adalah uji Liliefors, Sudjana (2005:466) dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a)      Pengamatan X1, X2, X3,……..Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, Z3,………Zn dengan menggunakan rumus:
        , Dimana:  = Nilai rata-rata
                                               S   = Simpangan baku sampel
Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F (Zi) = P (Z ≤ Z1)
b)      Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, Z3,…Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi , jika proporsi ini dinyatakan dengan (Zi) maka:
           
c)      Menghitung selisih F (Zi) - S (Zi), kemudian menghitung harga mutlaknya.
d)     Mengambil harga mutlak yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih F (Zi) - S (Zi) sebagai (L0). Untuk menerima atau menolak distribusi normal data penelitian dapatlah dibandingkan (L0) dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar table uji Liliefors untuk taraf nyata α = 0,05 dengan kriteria:
Jika L0 < Ltabel maka berdistribusi normal
Jika L0 > Ltabel maka tidak berdistribusi normal
4.      Uji Homogen
Uji homogen bertujuan untuk mengetahui data yang mempunyai varians homogen atau tidak. Rumus yang digunakan adalah:
                              (Sudjana, 2005:250)
5.      Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan uji-t dengan hipotesis:
Dimana:
= Nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen
            = Nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas kontrol
Setelah kedua data penelitian telah memenuhi kriteria berdistribusi normal dan homogen, selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis dengan uji t. Untuk melakukan uji-t, menggunakan rumus sebagai berikut:
                      (Sudjana, 2005:239)
Dimana s adalah varians gabungan yang dihitung dengan rumus:
                (Sudjana, 2005:239)
Dimana:
S2           = Varians kedua kelompok sampel
       = Nilai rata-rata hasil belajar siswa kelompok eksperimen
      = Nilai rata-rata hasil belajar siswa kelompok control
n1            = jumlah siswa dalam kelompok eksperimen
n2            = jumlah siswa dalam kelompok kontrol
       = Varians nilai hasil belajar kelompok eksperimen
       = Varians nilai hasil belajar kelompok kontrol
            Hipotesis yang diuji berbentuk:
Ho → Tidak ada pengaruh model pembelajaran question students have dan model pembelajaran knvensional terhadap hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri I Gunungtua Tahun Ajaran 2010/2011
Ha → Ada pengaruh model pembelajaran question students have dan model pembelajaran knvensional terhadap hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri I Gunungtua Tahun Ajaran 2010/2011.


3 komentar:

  1. makasi ya atas ilmunya..
    bole minta referensi judul bukunya ga..

    BalasHapus
  2. Makash,,ats materinya,,,sngt bermnffaat

    BalasHapus
  3. terimakasi ilmunya .....
    kalau tidak keberatan bisa minta referensi....?

    BalasHapus